Islam Solusi atas “Ikigai” Orang Jepang

Published by forkitajp on

イスラーム見出す生き甲斐

Kata “agama” dalam Bahasa Jepang sering diterjemahkan dan ditulis dengan 宗教 (shūkyō). Namun demikian, kata ini secara terminologis memiliki makna yang lebih luas, yang bisa juga berarti ajaran, jalan/falsafah hidup, dsb. Orang Jepang pun sulit memberi definisi yang jelas tentang kata ini.

Kecenderungan masyarakat Jepang di masa mendatang, diperkirakan akan terjadi pergeseran nilai-nilai kehidupan, di antaranya:

  1. Konsep hidup yang minimalis, misalnya kamar tidur yang bisa jadi multifungsi (dengan menggunakan futon)
  2. Dari kebahagiaan materialisme menuju spiritual, yang terealisasi dengan 働き方改革 (revolusi cara kerja) yang menilai kerja tidak hanya untuk meraih materi semata. Misalnya, Premium Friday, laptop harus sudah mati di atas jam 6 sore.
  3. Dari individualistik menuju saling berbagi. Contohnya, car share, dsb.

Maka dalam berdakwah kepada masyarakat Jepang, perlu ditekankan nilai-nilai Islam sebagai solusi atas pengendalian diri (個人の自立) dan ukhuwah (社会の絆) agar sesuai dengan realitas dan dapat lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang.

Karena masyarakat Jepang menganggap agama lebih sebagai ajaran hidup daripada sebagai sebuah kesatuan tuntunan hidup yang utuh, maka dalam kehidupan nyata sering dijumpai praktik-praktik yang mengambil dari berbagai ajaran agama, misalnya:

  1. Dalam soal ritual dan doa, mengikuti ajaran Shinto (agar lulus ujian, dsb)
  2. Dalam urusan hubungan pria dan wanita, mengikuti ajaran Nasrani (merayakan Valentine, menikah di gereja).
  3. Dalam urusan kematian, mengikuti ajaran Buddha (mengkremasi jenazah).

生きがい (ikigai) menurut orang Jepang dapat berarti sebagai berikut:

  1. Arti dan nilai kehidupan
  2. Kebahagiaan
  3. Kompetisi
  4. Usaha
  5. Goal, impian/harapan
  6. Hidup bermanfaat
  7. Arti keberadaan diri di masyarakat

Sedangkan dalam hal kehidupan setelah kematian, masyarakat Jepang terbagi dalam beberapa keyakinan, yaitu:

  1. Mempercayai tidak ada kehidupan setelah kematian.
  2. Mempercayai bahwa setelah mati, ruh seseorang akan dijemput oleh leluhurnya dan akan dibawa menuju “surga” (極楽).
  3. Mempercayai reinkarnasi, akan dihidupkan kembali dalam wujud makhluk yang lain (生まれ変わる).
  4. Mempercayai akan adanya pembalasan dan konsep surga dan neraka (天国か地獄か).
Artikel ini merupakan rangkuman Kajian Islam Kimochi edisi 136, sesi Serial Bahasa Jepang untuk Dakwah, yang disampaikan oleh Muhammad Mustafainal Akhyar pada Ahad, 16 September 2018 M (6 Muharram 1440 H) di Masjid Indonesia Tokyo.
Istilah-istilah ikigai dalam Islam ada bermacam-macam dan dapat dilihat pada tautan berikut.

Rekaman Kajian Islam Kimochi #136

> Sesi 1 oleh Muhammad Mustafainal Akhyar
> Sesi 2 oleh Ustadz Jailani Abdul Salam, Lc., M.A.

Kajian Islam Kimochi #136

Posted by Forkita Jepang on Saturday, September 15, 2018


Kontributor: Faisal & Hifni; Editor: Abdul Aziz