Jagalah Allah, Maka Allah akan Menjagamu

Published by forkitajp on

Ahad, 16 April 2017 M, Aula SRIT, Balai Indonesia Tokyo

“Jagalah Allah, maka Allah akan menjagamu.”

Kalimat inilah yang diucapkan oleh Ustadz Jailani Abdul Salam, Lc., MA. dalam Kajian Islam KIMOCHI Spesial, Ahad, 16 April 2017, yang mengangkat tema “Menjadi Generasi Muda Sakura”. Kajian yang juga mengundang Dr.Eng. Suko Bagus Trisnanto, fresh PhD graduate dari Tokyo Institute of Technology, sebagai pembicara ini mengulas mengenai fiqih praktis sekaligus bagaimana cara bagi rekan-rekan yang akan memulai menuntut studi di negeri sakura.

Kajian ini dibagi dalam dua sesi panel. Pada sesi panel pertama, Ustadz Jailani mengingatkan bahwa Islam adalah agama yang memudahkan. Namun, beliau berpesan bahwa kemudahan itu tidak berarti seorang muslim dapat terlalu memudahkan segala perkara. Terkait hal ini, beliau mengaitkan dengan hal shalat. Ketika waktunya shalat telah masuk, maka bersegeralah menunaikannya, entah dalam shalat Jumat maupun shalat fardhu lainnya. Menyambung penjelasan Ustadz Jailani, Dr. Suko memaparkan pengalaman beliau selama menempuh studi dan mencoba mengenalkan Islam dalam lingkungan laboratorium, terutamanya terhadap profesor atau supervisor.

Pada sesi panel kedua, Dr.Eng. Suko berbagi tips dan pengalaman selama menjadi mahasiswa S2 dan S3 di Tokyo, Jepang. Beliau menekankan pentingnya Bahasa Jepang. Setidaknya, kemampuan berbahasa Jepang perlu dipersiapkan oleh setiap mahasiswa yang berencana melanjutkan studi di Jepang hingga selesai semua jenjang pendidikannya. Di samping itu, Ustadz Jailani pun menekankan urgensi bagi rekan-rekan aktivis untuk memperdalam Bahasa Jepang jika ingin memberikan kontribusi dalam perkembangan Islam di Jepang. Dalam sesi panel ini, Dr. Suko juga menceritakan bahwa selama proses belajar, tidak selalu ada kesuksesan. Ada kalanya naik dan turun dalam proses belajar. Namun begitu, sambung beliau, keinginan, tekad, dan keingintahuan harus menjadi modal untuk terus menjalankan proses belajar yang sedang dijalani. Bahkan, beliau bercerita bahwa pada suatu ketika menjelang sidang disertasi, sehari sebelumnya, sang profesor menyampaikan bahwa penelitiannya tidak bermakna sama sekali. Hal ini tentu saja menjadikan dirinya drop. Akan tetapi, beliau melanjutkan, setelah bertemu dengan profesor, beliau langsung menuju clean room untuk melakukan shalat dan memohon kemudahan serta keringanan dalam proses yang sedang dihadapi.

Sebagai penutup, Ustadz Jailani menegaskan bahwa dalam proses apa pun yang sedang dijalani, maka menjaga Allah dalam setiap aktivitas entah dalam berdakwah maupun menyelesaikan jenjang akademik, menjadi hal yang harus dijaga oleh setiap seorang muslim. Beliau menyampaikan bahwa ketika manusia menjaga Allah dalam kelapangannya, maka Allah akan selalu mengingat hambanya dalam keadaan sempit dan lapang. Bahkan, Allah akan menjaga kehidupannya di dunia dan akhirat, serta mencegah dirinya dari fitnah syahwat dan fitnah syubhat.


Kontributor: Abrory Agus Cahya Pramana