Serial Muslim Jepang #1: Islam Itu Menjadikan Hidup Mudah

Published by forkitajp on

Seperti biasa, malam itu saya dan suami nonton acara TV Jepang yang biasanya berbobot sambil ngobrol-ngobrol ringan. Channel NHK atau Terebi Tokyo biasanya bagus-bagus. Ada tentang perkembangan ekonomi, bisnis para pengusaha sukses di Jepang, ataupun dokumenter.

Nah, program yang kami tonton tanggal 25 November 2020 malam itu termasuk yang dokumenter. Judulnya Apa Tujuan Pengumpulan “Nihon Shoki”: Mengungkap Rahasia 1.300 Tahun Yang Lalu.

Nihon Shoki” bila diterjemahkan secara sederhana, diartikan sebagai Buku Sejarah Jepang. Tapi mungkin kita akan sedikit menambahkan lagi keterangan apa itu “Nihon Shoki” setelah membaca tulisan ini sampai tuntas ya.

Ceritanya begini. Ini tentang seorang politisi hebat di Abad 7 Jepang. Masa itu Jepang belum menjadi satu kesatuan. Politisi ini bernama Fujiwara No Fuhito. Beliau ini berpikir bagaimana cara menyatukan Jepang.

Fuhito saat itu tinggal di wilayah Shimane. Karena posisi Shimane berseberangan dengan Korea dan China, maka ketika arus panas dari bawah laut membawa perahu2 Cina ke daratan Jepang, mereka merapat ke Shimane dan terjadilah pertukaran budaya dan hubungan perdagangan di sana. Salah satu hasilnya, Fuhito jadi tahu bahwa syarat Cina bisa menyatukan berbagai kerajaan yaitu dengan adanya 1. Kaisar, 2. Ibukota, 3. Buku Sejarah.

Maka Fuhito menyuruh seorang dari Cina untuk menuliskan buku sejarah Jepang itu. Buku sejarah ini totalnya ada 30 jilid, dan ternyata belum sampai tuntas penulisannya, tahu-tahu orang Cina ini mengundurkan diri dan kembali ke Cina. Akhirnya Fuhito memerintahkan para guru dan dosen di lembaga-lembaga pendidikan di Jepang untuk melanjutkan penulisan Buku Sejarah Jepang alias Nihon Shoki ini.

Yang menarik buat saya dari kisah ini, bukan tentang Fuhito yang ternyata menjadi otak penyatuan Jepang, tapi bagaimana sejarah Jepang itu diciptakan dan dicatatkan di dalam Nihon Shoki ini.

Sepanjang menonton program TV yang durasinya sekitar 45 menit ini, saya dan suami tidak habis pikir, bagaimana para penulis Nihon Shoki itu bisa membuat kisah mitos Jepang ini.

Menurut mitos yang tertulis di Nihon Shoki itu, ada tiga dewa yang menciptakan asal muasal Jepang. Dewa yang pertama, menciptakan pohon-pohon, Dewa yang kedua menciptakan sungai, ikan, dan hewan lainnya, dan Dewa yang ketiga adalah Dewi Matahari yang disebut juga Amaterasu Oomikami.

Dewi Matahari ini yang dipercayai lebih hebat dari dua dewa lainnya, karena dengan cahaya mataharinya lah pohon, air dan sumber kehidupan lainnya bisa tumbuh dan berhasil.

Dewi Matahari ini menyerahkan kekuasaan untuk memimpin Jepang kepada seorang Kaisar yang nantinya putra kaisar ini akan menikahi anak perempuannya Fuhito. Jadi Fuhito besanan dengan Kaisar ini. Sepertinya itu ya yang menyebabkan Fuhito bersungguh-sungguh banget untuk menyelesaikan Nihon Shoki dan usaha penyatuan Jepang ini. Ini tebakan saya saja sih. Bisa diintip di link ini untuk lihat foto-fotonya.

Selesai nonton program NHK ini saya teringat dengan kalimat yang dikatakan Kaiji ‘Kadir’ Wada san, seorang muslim milenial Jepang yang dua hari sebelumnya berkunjung ke rumah kami.

Kaiji san bilang begini, “Apa tujuan hidup, bagaimana pentingnya keluarga, dan hal-hal yang terkait dengan nilai-nilai keyakinan itu semuanya sudah ditulis di Al Qur’an dengan jelas. Di Islam, semua pertanyaan tentang nilai-nilai kepercayaan itu sudah diterangkan dengan sangat jelas, sangat sederhana dan mudah. Sedangkan orang Jepang, meskipun sudah berpikir berkali-kali, jawabannya tidak juga muncul. Semua harus dipikirkan sendiri. Ini adalah hal yang sangat merepotkan. Sedangkan Islam adalah agama yang membuat hidup menjadi mudah.

Ketika saya mendengar hal itu dari Kaiji san, saya tidak terlalu paham bagaimana kompleksitas yang ada di jiwa orang Jepang seperti yang Kaiji san ceritakan itu.

Namun, setelah nonton film dokumenter tentang Nihon Shoki ini, baru lah saya paham, bagaimana repotnya orang Jepang berpikir untuk menciptakan mitos tentang asal muasal bangsanya.

Terima kasih ya Kaiji san, yang melalui Anda, saya semakin paham betapa umat Islam mestinya bersyukur ya, sudah dikasih Al Quran oleh Allah.


Kontributor: Bunda 3F