Muhasabah dan Refleksi Diri Cinta pada Rasulullah SAW

Published by forkitajp on

Bersyukur bahwa umat Islam itu memiliki kekayaan yang luar biasa

  1. Sumber daya alam
  2. Sumber daya manusia
  3. Al-Quran
  4. Sejarah panjang perjuangan Islam

Kondisi masyarakat Arab sebelum kedatangan Islam ditulis Masudul Hasan dalam History of Islam, menceritakan bahwa kaum wanita diperlakukan seperti barang bergerak yang dapat dijual atau dibeli. Jika ada yang meninggal, maka anak mewarisi ibu tiri dan barang lainnya, bahkan anak bisa menikahi ibu tiri mereka. Yang lebih parah, anak perempuan yang baru lahir akan dicekik atau dikubur hidup-hidup. Perbudakan serta peperangan yang panjang.

Berikut adalah ayat yang menggambarkan pribadi Rasulullah SAW bagaimana bersikap menghadapi kejahiliyahan itu.

لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.” (QS At-Taubah: 128)

Dari ayat diatas tertulis 3 kualitas kemanusiaan:

  1. Terasa berat penderitaan yang dialami
  2. Sangat menginginkan keimanan dan keselamatan
  3. Mempergauli mereka (orang-orang yang beriman) dengan santun dan penyayang

Menurut John L. Elposito dalam Islam the Straight Path 1998 halaman 33:

  • Yang paling mencengangkan tentang perluasan Islam di masa awal kecepatan dan keberhasilannya.
  • Para pakar barat merasa takjub akan hal ini…
  • Dalam 10 tahun, pasukan Arab menaklukkan angkatan perang Bizantium dan Persia serta menguasai Irak, Suria, Palestina, , dan Mesir.
  • Pasukan Muslim tampil sebagai penakluk yang sulit terkalahkan dan penguasa yang berhasil, pembangun dan bukan perusak.

Bisakah kita menaklukkan kehidupan di sekitar kita menjadi tertaklukkan dengan iman, tertaklukkan dengan moralitas, tertaklukkan dengan keunggulan budi pekerti, moralitas dan akhlak, dan membangun dengan ilmu dan amal soleh, bukan malah mencaci maki atau mencela?
Yang perlu dievaluasi terutama jika kita belajar dari Sirah Nabawi, bisakah kita menjadi seorang pribadi yang bisa mengubah lingkungan kita, keluarga kita dengan cepat dan berhasil seperti yang John L. Elposito katakan, bukan karena untuk dipuji, diposting dan sebagainya, tapi berbaikan kepada orang lain itu adalah perintah Allah SWT.

Ada sebuah kaidah yang ditulis oleh Ibnu Athaillah:

كَيْفَ تُخْرَقُ لَكَ الْعَوَائِدَا وَأَنْتَ لَمْ تَخْرَقْ مِنْ نَفْسَكَ الْعَوَائِدُ

Bagaimana mungkin Engkau mendapatkan sesuatu yang luar biasa, sementara Engkau belum melakukan sesuatu yang luar biasa.

Sebuah riset (The Future of World Religions: Populations Growth Projections 2010-2050) oleh Pew Research Centre, Washington DC mengatakan bahwa populasi umat muslim di tahun 2050 akan meningkat menyamai populasi umat Kristen, bahkan di 2100 populasi umat muslim akan lebih besar 1,1% dari populasi umat Kristen. Penyebabnya:

  1. Tingginya angka kelahiran muslim
  2. Keberhasilan dakwah Islam

Ada sebuah hadist yang bisa merefleksikan diri kita dan membuat kita merenung

الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah.” (HR. Muslim)

Sepanjang tahun 2021 apakah kita telah membentuk mukmin yang kuat?

Ada 10 skill yang berkaitan dengan hadist di atas, yaitu pembentukan mukmin yang kuat.

  1. Complex problem
  2. Critical thinking
  3. Creativity
  4. People management (keluarga, sahabat, teman, kolega)
  5. Coordinating with others
  6. Emotional intelligence
  7. Judgement and decision making
  8. Service orientation
  9. Negotiation
  10. Cognitive flexibility

Seperti halnya hadist di bawah ini:

Dari Abdullah bin Amr RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik orang di antara Kamu adalah yang apabila melihatnya membuatmu teringat kepada Allah, perkataannya menambah amal kebaikanmu, dan amal perbuatannya memotivasimu untuk meraih kebahagiaan akhirat.” (HR Al-Hakim)

Apakah kita memiliki 3 ciri di atas?

Menurut doktor psikolog Liping Feng bahwa ada 7 skil untuk kebahagiaan dan sukses

  1. Spiritual skills/intelligence
  2. Mental emotional skills/intelligence
  3. Communicative or social skills/intelligence
  4. Self-healing skills/intelligence
  5. Material & financial skills/intelligence
  6. Life purpose skills/intelligence
  7. Learning or cognitive skills/intelligence

Dimana pada spiritual skills/intelligence menekankan bahwa without these (spiritual skills/intelligence), other skills, no matter how well developed, can lead to a sense of meaninglessness and chaos.

Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa ilmu lebih baik daripada harta; ilmu menjagamu sementara Engkau menjaga harta, ilmu menjadi hakim bagimu, sementara harta menjadi objek hukum.

Kemudian QS Yunus 57 dan 58:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ

Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.

قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ

Katakanlah (Muhammad), ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu (Al-Qur’an) mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.’

Dari surat ini memperlihatkan bahwa dengan Al-Quran yaitu sumber ilmu membuat bahagia, lebih baik dari mengumpulkan seperti uang dan sebagainya. Maka jika kita cinta kepada Rasulullah SAW, seharusnya kita memperlengkapi diri dengan ilmu, dalam hal ini dengan Al-Quran.

Sebagaimana ulama mengatakan bahwa, “Jika dua orang sama-sama mengerjakan satu hal, maka yang berhasil adalah yang paling baik kepribadiannya”, apakah kita menjadi orang yang memiliki kualitas kepribadian yang baik, moralitas atau akhlak yang memungkinkan kita menjadi orang yang menularkan kebaikan, berbagi kebaikan kepada orang-orang yang ada di sekitar kita. Kemudian “Sebesar apa yang ditanam, sebesar itu pula yang dipanen penanam”, sebesar apa kita berjuang, bekerja keras menanamkan pengaruh Islam di tengah keluarga, teman-teman di sekitar kita, maka hasilnya akan sebesar yang kita tanamkan.

Betapa Rasulullah SAW itu adalah sosok kepribadian yang memiliki daya juang kemanusiaan yang menakjubkan karena situasi yang serumit dan seberat itu oleh beliau dan para sahabat berhasil diperbaiki dan dibina menjadi seperti yang kita kenal dalam sejarah dan menyebarkan Islam.

Sesi Tanya Jawab

  1. Tanya : Angka bunuh diri di Jepang yang tinggi (juga di beberapa negara maju lain seperti Korea Selatan dan Rusia) dikarenakan dibalik kemajuan negaranya, benteng pertahanan moralitas dan spiritualitas mereka lemah.

    Jawaban : Angka kelahiran yang rendah ditemukan di Jepang (juga ditemukan di negara-negara non-muslim). Jika situasi ini terus berlanjut maka dalam 20-30 tahun ke depan (berdasarkan demografi) akan ada kelonjakan umat Islam sementara yang non-Islam akan mengalami penyusutan. Jika situasi ini diikuti dengan keberhasilan berdakwah dan berbagi kebaikan maka akan sangat baik untuk umat Islam. Kunci berdakwah adalah memberi dan mempengaruhi, semakin banyak semakin baik.

  2. Tanya : Bagaimana caranya kita menjadi orang yang seperti tadi Ustadz sebutkan, bahwa jika orang melihat kita jadi teringat pada Allah?

    Jawaban : Diibaratkan dengan pelawak (contoh Sule). Respon orang lain itu berdasarkan kebiasaan yang sering kita lakukan. Sering melawak maka orang secara spontan akan tertawa bahkan sebelum mulai melawak. Agar kita bisa mengingatkan orang lain kepada Allah, kita perlu banyak beribadah (rajin ke masjid, rajin membaca Al-Quran) dan berbuat baik (bakti ke orang tua, suka menolong), sehingga kebiasaan perbuatan baik itu akan secara alami menempel pada kita dan membuat orang-orang terdekat kita mengingat akan kebiasaan baik tersebut ketika melihat kita. Mari senantiasa menjadi orang yang selalu menjaga kewajiban beragama dan beribadah, dan menjaga apa yang kita bicarakan (berkata yang baik atau lebih baik diam). Berkata hanya ketika perkataan itu bermanfaat diikuti dengan senantiasa menjaga kerendahan hati.

  3. Tanya : Kalau Allah tidak menguji hamba-Nya melebihi dari kemampuannya, kenapa ada yang bunuh diri (termasuk muslim)? Bagaimana menanggapinya?

    Jawaban : Ini dua hal yang berbeda. Pertama, orang beriman pasti mendapat ujian, tetapi kehidupan itu seluruhnya adalah ujian. Bagaimana kita menjadi orang yang tidak perlu bunuh diri, maka perlu diisi dengan keimanan kepada Allah. Orang yang bunuh diri berarti sudah tidak percaya dan berputus asa pada rahmat Allah SWT. Orang yang bunuh diri bukan karena beratnya ujian tapi lebih kepada hilangnya keimanan dan hilangnya kepercayaan akan datangnya pertolongan Allah SWT. Kedua, manusia perlu senantiasa meningkatkan kesabaran saat datangnya ujian dan keyakinan akan datangnya pertolongan Allah SWT. Pada saat yang sama, kita perlu meningkatkan keahlian untuk memecahkan masalah diikuti dengan kesabaran, sehingga memberi daya tahan dalam periode penyelesaian masalah itu.

  4. Tanya : Bagaimana bisa menjaga diri (tetap beribadah dan berdakwah) selama studi dan bekerja di Jepang sehingga tidak menjadikan aktivitas tersebut menjadi tujuan utama (sebagaimana budaya orang Jepang sangat memprioritaskan pekerjaan)? Apakah ada tips tertentu?

    Jawaban : Bekerja di lingkungan seperti itu butuh benteng spiritual yang luar biasa. Lima hal yang perlu dilakukan orang yang bekerja dan perperang di muka bumi meliputi membaca mushaf Al-Quran, mendirikan shalat, memberikan zakat, memberikan infaq, melakukan banyak kebaikan dan senantiasa beristighfar. Al-Quran itu ruh, sebagaimana ruh pada manusia. Ruh pada manusia bisa redup, orang beriman yang membaca Al-Quran akan mendapati suntikan ruh (suntikan spiritualitas). Semakin banyak membaca Al-Quran, maka semakin rohani manusia ditenangkan, dilapangkan dadanya, diangkat optimismenya, dan dilipatgandakan kesabarannya. Perkuat posisi personal kita sebagai hamba Allah melalui kelima hal di atas. Menjadi manusia yang mengatur materi, bukan sebaliknya.

  5. Tanya : Ketika sedang di titik terbawah kondisi ruhiyah dan semangat beramal, apa pertama kali yang harus dilakukan?

    Jawaban : Ada dua ayat tentang sabar dan shalat di Al-Baqarah ayat 45 dan 153. Keduanya tentang sabar dan shalat namun beda kondisi psikologis, kondisi beriman kuat dan kondisi titik terendah. Ketika berada di kondisi terendah, maka bersabar dan segera mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui shalat, membaca Al-Quran, dan berdzikir.


Artikel ini merupakan notulensi Pelita Tsukuba 1443 sesi keenam oleh Panitia Pelita Tsukuba 1443 (Kiky Indrawati Oktoviani), dengan topik “Muhasabah dan Refleksi Diri Cinta Pada Rasulullah SAW” dan narasumber Ustadz Akhmad Arqom, S.Pd.