Karakteristik Dakwah Nabi Muhammad SAW

Published by forkitajp on

Pengantar Memahami Sirah Nabi SAW

  • Sirah sebagai terjemah riil dari wahyu Allah (kehidupan beliau juga merupakan penafsiran dari apa yang ada di Al-Qur’an). Sumber referensi utama dalam memahami sirah Nabi SAW adalah kita-kitab hadits itu sendiri.
  • Nabi adalah manusia yang mendapatkan nubuwwah, karena itu tidak menemukan alasan untuk tidak mencontoh Nabi SAW karena beliau juga manusia. Yang membedakan adalah beliau mendapatkan nubuwwah.
  • Keautentikan sirah dan keterbukaannya.
  • Sirah bersifat menyeluruh, komprehensif, dan integral.

Era Makkah dan Madinah

~ Makkah ~
  • Aspek Pengetahuan

    Berporos pada beberapa aspek:

    • Pengetahuan tentang aqidah yang benar (beriman kepada Allah SWT, menghancurkan dan menghapuskan segala bentuk kesyirikan baik yang nampak maupun tidak nampak).
    • Pengetahuan tentang sunnatullah yang berlaku dalam dakwah dan kehidupan. Di antaranya, sunnah ujian dan cobaan untuk membuktikan kebenaran imannya dan kejujuran aqidahnya.
    • Pengetahuan tentang urgensi dan tujuan hijriah.
  • Aspek Pembinaan & Pendidikan

    • Mendidik dengan peristiwa
    • Mendidik dengan amalan hati
    • Mendidik dengan akhlak
      • Mencontohkan tetap menjaga nilai nilai luhur dan menjadi orang terpercaya
      • Kesetiaan
    • Membentuk basis yang kokoh melalui tarbiyah
    • Teguh diatas prinsip dan menolak kompromi
  • Aspek Perencanaan

    • Dakwah Sirriyah
    • Menghindari benturan langsung
    • Pemilihan generasi awal pelopo (selektif)
    • Representasi berbagai kelompok masyarakat
    • Dakwah Jahriyah
    • Kedisiplinan Jiwa
      1. Penyiapan mental yang kokoh dan akhlak yang mulia
      2. Hijrah ke Habasyah
    • Menghindarkan diri dari benturan
    • Ketiadaan akses Quraisy secara langsung
    • Jaminan keamanan dan keadilan
    • Menggalang dukungan eksternal bagi dakwah
    • Pentingnya ashabiyah (solidaritas)
      1. Hijrah ke Thaif (tahun kesepuluh)
      2. Menemui jamaah haji (tahun kesebelas, dst)
      3. Baiat Aqabah pertama dan kedua
        Terbentuknya unsur-unsur negara: tanah (teritori), sumber daya, manusia dan gagasan (aqidah)
      4. Perencanaan hijrah yang sempurna (tempat tujuan, sarana keberangkatan, penyiapan panitia perjalanan, rute perjalanan)
  • Aspek Pengaturan/Penataan Organisasi (Sosial, Politik, dsb)

    • Sirriyah
      • Pemilihan Darul Arqam dari Bani Makhzum
      • Pentingnya kepemimpinan
      • Membina individu dalam kerangka jamaah/komunitas
      • Manajemen dakwah
    • Pembagian tugas
    • Pendayagunaan potensi
~ Madinah ~
  • Aspek Pengetahuan

    • Hidupnya gerakan keilmuan
      • Tuntunan menuntut ilmu
      • Masjid sebagai pusat ilmu = Al Quran sebagai objek & komunitas pembelajar
      • Diversifikasi sarana belajar = antara individu dan kolektif
      • Arahan menyebarkan ilmu – pengiriman utusan para pengajar Al Quran dan ilmu Syariah
      • Penyiapan kepakaran untuk mengajarkan ilmu
    • Ilmu pengetahuan yang menjadi objek pembelajaran
      • Al-Qur’an dan Sunnah
      • Peperangan (Maghazi)
      • Nasab
      • Membaca dan menulis
      • Syair
    • Pemahaman terhadap hukum syariat
      • Mendidik kemampuan istinbat (proses pengambilan hukum dari wahyu Al Quran) para sahabat
      • Fiqh nushush (cara memahami teks wahyu)
      • Sahabat sebagai rujukan pemahaman di masa dating
  • Aspek Pembinaan

    • Membina dengan sikap terhadap peristiwa
      • Tantangan baru : musuh internal dan eksternal
      • Konfrontasi fisik
        1. Badar : pengalaman pertama
        2. Uhud : taat pada arahan
        3. Khandaq : menghadap konspirasi dan persekongkolan
        4. Hudaibiyah : mengalah untuk menang
        5. Fathu Makkah : penaklukan Kota Makkah
      • Mendidik dengan amalan hati : ikhlas, mahabbah, keyakinan
      • Mendidik dengan akhlak : keberanian, kemurahan hati, kesetiaan
  • Aspek Perencanaan

    • Perencanaan jihad
      • Izin untuk berperang
      • Memerangi siapa yang memulai perang
      • Memulai perang ofensif
      • Desain manajemen konflik
      • Menampakkan kekuatan : ekspedisi-ekspedisi militer, pengusiran Bani Qainuqa’, pengusiran Bani Nadhir
    • Konfrontasi fisik
    • Nilai strategis dalam konfrontasi dengan Byzantium : ekspansi ke Syam
    • Interaksi strategis dengan berbagai kabilah Arab
    • Pintu keluar menuju area yang lebih luas
    • Pengamanan jalur sosial dan ekonomi
  • Aspek penataan sosial dan struktural

    • Persaudaraan Muhajirin dan Anshar
    • Pengaturan relasi antarpenduduk
    • Pengaturan tanggung jawab kabilah
    • Masjid sebagai sentra manajemen sosial
    • Penentuan Madinah sebagai ibukota Islam : pasca tahun 9 H

Pelajaran

  1. Aspek pengetahuan
    1. Penguatan basis keilmuan Islam sebagai pondasi kokoh
    2. Al Quran dan Hadits (sirah nabi) adalah kunci
    3. Kebanggaan akan identitas Islam
  2. Aspek pembinaan
    1. Pemilihan bibit unggul generasi kedua
    2. Penanaman misi risalah
    3. Mentarbiyah dengan penyikapan terhadap peristiwa
    4. Dimanapun berpijak, itulah tanah dakwah
  3. Aspek perencanaan dakwah
    1. Memanfaatkan nilai-nilai luhur setempat sebagai common ground
    2. Mendayagunakan karakter/akhlak asasi pada diri objek dakwah
    3. Membangun kesempatan bersama dengan berbagai pihak
    4. Menampakkan kedisiplinan jiwa dalam interaksi.

Sesi Tanya Jawab

  1. Tanya : Untuk kami yang di Jepang, apakah ada usulan-usulan dari ustadz untuk
    dakwah di Jepang ini?

    Jawab : Mungkin saudara-saudara di sana lebih paham dengan situasi di sana jadi mungkin untuk secara teknis perlu diskusi lebih lanjut.

  2. Tanya : Dalam beberapa hadits disebutkan bahwa malaikat telah datang memberitahu Nabi SAW mengenai akan terbunuhnya Husain cucu kesayangan beliau SAW, oleh umat beliau sendiri di Padang Karbala, lalu Nabi SAW pun menangis. Dan ini benar-benar terjadi pada Perang Karbala antara Husain melawan Khalifah Yazid bin Muawiyah, di mana Husain dan keluarganya syahid terbunuh.

    1. Setelah Nabi SAW mendapat pemberitahuan tentang berita sedih ini, adakah hal khusus yang beliau lakukan untuk melindungi cucu kesayangannya itu?
    2. Dan bagaimana mungkin seorang pembunuh cucu kesayangan Nabi SAW bisa menjadi khalifah Islam?

    Jawab :

    1. Wallahualam bissowab, saya belum menemukan secara spesifik apakah Rasulullah SAW melakukan sesuatu untuk melindungi cucu kesayangannya.
    2. Jangankan pembunuh cucu kesayangan Nabi SAW, pembantai kaum muslimin bisa menjadi pemimpin kaum muslimin. Kalau pertanyaannya apakah mungkin terjadi, maka mungkin. Tapi jika pertanyaannya apakah terjadinya itu berarti membenarkan apa yang dilakukannya maka jawabannya tidak.Peristiwa-peristiwa kelam dalam sejarah Islam khususnya pasca meninggalnya Rasulullah SAW itu bukan dalil kebenaran dalam agama.
  3. Tanya : Bagaimana Islam memandang tentang peperangan?

    Jawab : Membangun relasi dengan sesama Islam khususnya dengan nonmuslim, status asalnya itu damai atau konflik. Saya mengutip dari salah seorang penulis barat (William Duren – The Story of Civilization), konon ia berkesimpulan bahwa relasi hubungan antarmanusia sejak diciptakannya manusia hingga sekarang itu lebih banyak konfliknya daripada damainya. Menurut Tariq Ramadhan (penelitian muslim di Oxford), Islam itu diturunkan Allah SWT untuk manusia, untuk diikuti manusia, dan karenanya mudah diikuti manusia, serta rasulnya manusia tidak menjadi Tuhan. Karena itu Islam berinteraksi dengan seluruh tabiat manusia itu sendiri yang dengan berbagai macam kecenderungan tabiatnya. Islam itu adalah religion of humanities.

  4. Tanya : Belum lama di Jepang baru 3 tahun, tapi yang saya lihat itu di Jepang bertemu dengan budaya baru tidak hanya dilihat lewat drama atau film, tapi benar-benar dirasakan seperti di kantor diajak ke tempat minum. Lalu untuk makan saja jika berhati-hati jadi susah sekali. Pertanyaan saya, yang saya rasakan mungkin disebut dengan dakwah tapi mungkin sebelum masuk ke tahap dakwah akan banyak manusia yang terseleksi secara natural di tahap adaptasi itu. Islamnya dia berbenturan dengan gaya hidup yang baru, ada yang gugur bahkan pacaran dengan orang Jepang. Saya melihat saya sendiri masih sangat sulit untuk dakwah itu, karena PR saya masih di tahap adaptasi. Mungkin ada saran untuk proses adaptasi?

    Jawab : Perlu pengokohan disiplin diri, jiwa, dan mental diri sendiri dahulu, karena tantangannya berat. Kalau boleh kasih masukan, tentu teman-teman lebih paham, dan pentingnya pertemanan yang menjaga kekhasan identitas kita. Karena muslim itu lemah jika sendiri dan kuat jika bersama dengan saudaranya. Ini di luar setelah kita masing-masing meminta kesabaran, keistiqomahan, dan keteguhan di atas Islam kepada Allah SWT.


Artikel ini merupakan notulensi Pelita Tsukuba 1443 sesi keempat oleh Panitia Pelita Tsukuba 1443 (Kiky Indrawati Oktoviani), dengan topik “Karakteristik Dakwah Nabi Muhammad SAW” dan narasumber Ustadz Faris Jihady, Lc., M.A.