Pengalaman Hidup di Jepang
Hidup di lingkungan yang minoritas muslim bukanlah suatu hal yang mudah. Selama tinggal di Jepang, banyak kendala dan tantangan yang dihadapi seorang muslim. Contohnya, sulitnya untuk melaksanakan sholat 5 waktu pada jam kerja, sulitnya mendapatkan makanan halal, dan lain-lain. Berikut hal-hal yang saya coba lakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut sebagai pekerja.
Meminta izin untuk sholat di jam kerja
Khawatir tidak diizinkan untuk sholat 5 waktu, saya mencoba menjelaskan sedikit mengenai sholat 5 waktu dan meminta izin untuk sholat di sela-sela waktu pekerjaan di akhir wawancara saya dengan perusahaan. Alhamdulillah, mereka mengizinkan dengan konsekuensi saya tidak mengambil waktu break sore dan malam sebagai pengganti sholat ashar dan maghrib. Terlebih lagi, mereka sampai membuat tempat sholat di gudang penyimpanan kertas.
Pada tahun pertama, dikarenakan jauhnya akses ke masjid untuk sholat Jumat, saya menggunakan cuti saya sebulan sekali pada hari Jumat untuk melaksanakan sholat Jumat. Pada tahun kedua, saya coba mencari tempat terdekat diadakannya sholat Jumat dan meminta izin memperpanjang waktu istirahat siang saya di hari Jumat untuk melaksanakan sholat Jumat. Alhamdulillah, perusahaan saya mengizinkan dengan konsekuensi saya harus pulang lebih akhir untuk mengganti waktu yang digunakan untuk sholat Jumat.
Mencari makanan halal
Setelah pindahan ke tempat baru, yang pertama saya cari adalah toko halal dan Gyomu Super terdekat. Gyomu Super menjual beberapa produk dengan label halal dan harga yang murah. Karena membeli makanan di supermarket kehalalannya tidak terjamin, akan lebih baik jika membeli bahan makanan dan masak sendiri.
Berhubung saya tinggal di pedesaan dan akses ke toko halal cukup jauh, saya pun lebih sering berbelanja ke supermarket di dekat rumah. Saya mencoba mencari tahu bahan baku apa saja yang sebaiknya dihindari untuk dikonsumsi dan mengecek bahan baku yang tertulis pada kemasan produk. Selain itu, saya juga mencoba browsing di internet terkait produk yang sudah dicek oleh orang yang langsung menanyakan ke pabriknya.
Untuk di kantor, saya mencoba bertanya kepada koki yang memasak di kantin terkait makanan yang tidak mengandung bahan-bahan yang perlu dihindari. Tetapi hampir semua menu tidak aman untuk dikonsumsi. Jadi, saya membawa bekal setiap hari dan kadang-kadang membeli onigiri di minimarket kantor.
Mencari Masjid terdekat atau perkumpulan sesama muslim
Jauh dari lingkungan orang-orang muslim sering kali membuat semangat dan keimanan menurun. Untuk itu, saya mencoba mencari masjid dan perkumpulan muslim terdekat sebagai sarana untuk meningkatkan semangat dan keimanan. Alhamdulillah, saya menemukan Masjid Sano. Walaupun perjalanan kesana membutuhkan waktu 90 menit dengan kereta, tetapi mayoritas jamaahnya adalah orang Indonesia. Saya pun bisa mengobrol sesama orang Indonesia dan menambah kenyamanan saat berada di Masjid.
Memperdalam mengenai maksud dan tujuan beribadah
Masih awamnya pengetahuan orang Jepang mengenai Islam, biasanya mereka akan mempertanyakan mengenai ibadah apa yang kita lakukan dan mengapa kita melakukan hal tersebut. Saya pun mencoba mencari tahu ulang dan memberikan penjelasan yang masuk akal untuk teman-teman saya agar mudah diterima dan harapannya bisa muncul ketertarikan mereka terhadap Islam.
Tentunya akan lebih sulit berislam di Jepang dibandingkan dengan di Indonesia. Maka dari itu, perlu usaha ekstra untuk menjaga keimanan kita selama di Jepang. Semoga dengan adanya orang-orang muslim yang baik di Jepang dapat memperkenalkan Islam dan meningkatkan ketertarikan orang-orang Jepang terhadap Islam.
Kontributor: Mario Ghazali