Perbedaan Awal Ramadhan
Di negeri nonmuslim, setiap tahun terjadi perbedaan di antara kaum muslimin mengenai waktu awal Ramadhan dan hari Ied. Mereka terbelah sesuai afiliasi mereka masing-masing kepada organisasi, yayasan Islam, masjid, dan negara.
Pelajar di rantau merujuk kemana mengenai awal Ramadhan?
Jika seorang muslim tinggal di negeri nonmuslim maka ia merujuk kepada Islamic center, yayasan, dan organisasi Islam, tanpa mempermasalahkan cara menetapkan permulaaan bulan, baik dengan ru’yah (melihat hilal) ataupun hisab (perhitungan ilmu falak), karena setiap muslim dituntut untuk selalu bersatu dan dilarang berpecah belah.
Rasulullah SAW bersabda, “Hari Iedul Fitri pada hari di saat kalian semua berbuka (tidak berpuasa) dan hari Iedul Adha kalian adalah hari di saat kalian semua berqurban.” (HR Abu Dawud 2324, At Tirmidzy 697)
Sebagian ulama menjelaskan bahwa makna hadits ini adalah bahwa hari berpuasa dan hari tidak berpuasa bersama dengan jamaah dan mayoritas kaum muslimin.
Oleh karena itu, wajib bagi seorang muslim untuk selalu bersama jamaah, membuang pendapat yang mengakibatkan perpecahan, dan mengikuti keputusan lembaga Islam setempat.
Jika lembaga-lembaga Islam berbeda pendapat
Jika lembaga-lembaga Islam di negara ia tinggal berbeda pendapat maka dia mengikuti lembaga Islam di kota atau daerah tempat tinggalnya, atau masjid terbesar di kota itu, atau ikut dengan masjid tempat ia sering shalat berjamaah. Intinya adalah mencari jamaah (kelompok besar) semampunya.
Ramadhan dan Ied adalah momen berkumpulnya kaum muslimin, sangat tidak patut jika ia menjadi momen perpecahan dan permusuhan antara kaum muslimin, apalagi mereka hidup sebagai minoritas di negeri nonmuslim, dimana mereka sangat membutuhkan adanya persatuan di antara mereka.
Syeikh Muhammad Bin Utsaimin rahimahullah berkata, “Jika terdapat organisasi, lembaga, atau pusat Islam di negeri nonmuslim, maka kaum muslimin di sana harus ikut pendapat mereka. Jika tidak ada, mereka bisa memilih pendapat lain, namun yang terbaik adalah mengikut ke negeri terdekat.” (Assyarhul Mumti’ 6/312)
Ingat!
- Seorang muslim wajib merujuk ke Islamic Center atau lembaga Islam setempat dalam penentuan awal Ramadhan dan Ied, tanpa mempermasalahkan cara ru’yah atau hisab dalam penentuan tersebut.
- Jika lembaga-lembaga Islam setempat berbeda pandangan, maka ia merujuk ke lembaga Islam di kota domisili atau ke masjid tempat ia sering melaksanakan shalat jamaah.